Doa emak - cerpen remaja sma*update

Sabtu, Mei 12, 2012 2 Comments A+ a-

 Doa Emak
 
By Janu Herjanto

“Yudo!! Bangun!! Bangun! ayo siap-siap kesekolah!!” suara khas dari teriakan emak yang tergiang-ngiang di telingaku .Suara itu bagaikan halilintar yang menerjang genderang telingaku hampir disetiap pagi. Suara itu selalu mengusik mimpiku yang terlalu lelap.aku kelelahan. semalaman aku mengerjakan tugas hingga larut malam. sepertinya nyawaku belum kembali sepenuhnya. aku beranjak dari kamarku.

“iah mak yudo bangun” jawabku masih setengah sadar.

“cepet bangun, terus sholat subuh, jangan lupa ayamnya di kasih makan” kata emak dengan sabarnya. lalu ia beranjak pergi menuju dapur tempat favoritnya. memasakan makanan-makanan lezat yang selalu bisa buatku bersemangat setiap pagi.

Setengah sadar aku beranjak dari kasur dan menuju kamar mandi, lalu ku benamkan kepala ke dalam bak mandi yang penuh dengan air. Beberapa kali kubenamkan dan akhirnya ku tersadar. Lalu ku ambil air whudu lalu sholat subuh. aku selalu berdoa kepada tuhan, agar memberika kesehatan kepada keluarga ku, dan juga menujukan kami kejalan yang benar. tak pernah ketinggalan untuk selalu mendoakan kedua orang tuaku. agar mereka di tempatkan di sisi yang paling baik nanti.

setelah sholat, ku beranjak pindah kehalaman belakang rumah.ayam-ayamku sepertinya sudah tidak sabar untuk ku beri makan. “ yam-yam.. kamu ni apa ga bosen tiap hari makanya nasi sisa kayak gini terus?, apa kamu ga bosen tiap kali makan berebut saling sikut sama temen-temenmu ? ” aku tertawa dalam hati. senang rasanya bisa melihat ayam-ayamku bisa semakin gemuk. paling tidak mereka memberikan kontribusi yang berarti bagi keluarga kami. meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, hanya 20an ekor, itupun masih kecil-kecil.

sedang asik memberi makan ayam, terdengar suara emak.
“ Yudo! ayamnya udah dikasih makan belom? “ teriak emak dari dapur.
“ Ia mak! udah“ jawabku.
aku berkata kepada ayam,"Yam-yam apa kamu bakal selamanya ngandelin saya ngasih makan kamu?  kamu kapan bisa nyari makan sendiri? Apa nanti nunggu kamu udah gede ? saya aja yang bentar lagi kuliah aja masih ngandelin dikasih makan sama emak, kapan saya ini bisa mandiri? “. sepertinya mereka mengerti omonganku, mereka mengangguk anggukan kepalanya. mungkin mereka paham akan nasibku.

“ Yudo kalo udah, cepet mandi terus berangkat! “ teriak emak sambil mencuci piring.
“ ia mak!!” Aku pun langsung mandi dan bersiap-siap berangkat  Tak lupa aku pun sarapan terlebih dahulu karena jadwal hari ini begitu padat.

“ Yudo ini bekal makanannya dibawa ya, nanti jangan lupa dimakan disekolah” kata emak sambil meletakanya di dalam tasku. walaupun sudah sekolah di sma seperti sekarang ini dan walau aku sudah terbilang dewasa segini aku masih saja disuruh membawa bekal makanan, karena emak selalu tidak ingin anaknya sakit karena jajan sembarangan dan itu juga untuk penghematan. kata emak, dari pada aku makan-makanan yang ga jelas mending emak yang masak. bekal makanan sederhanan, lauk yang dibuatkanya tak ada yang istimewa terkadang hanya telur goreng dan sayur buatan emak, yang paling lezat yaitu sayur tempe khas Emak. Aku selalu menghabiskan bekal itu karena rasa sungguh berbeda, bekal itu bukan sekedar nasi biasa yang teridiri dari karbohidrat dan protein rasa sayangnya padaku ada didalamnya. semua itu yang membuat masakan ini begitu enak dan tak ada yang bisa menggantikanya.

“ Emak, Yudo berangkat sekolah dulu yah, “ kata ku sambil mencium tanganya.
” hati-hati naek motornya , adekmu diantar dulu ya“ kata emak.
bapak yang sedari tadi meminum kopinya dan duduk di ruang tamu memanggilku.
“ Yudo, ini ada uang empat puluh ribu untuk beli buku yah, katanya kamu mw beli buku untuk ujian ke pergeruan tinggi, apa itu snmptn yah? Ini uangnya” kata ayah.
“ oh iah pak , makasih pak, Yudo berangkat dulu “ tak lupa ku mencium tangan bapakku.

Menggunakan sepeda motor yang cukup terawat meski usianya sudah tak lagi muda. aku antarkan adiku ke SD dekat sekolahku, dan setelah itu aku kesekolah. Sampai di sekolah aku belajar seperti biasa , tak ada yang berbeda dengan yang lain.semua murid berkonsentrasi, semuanya bersemangat untuk belajar, agar lulus di ujian nasional dan SNMPTN.

Saat itu istirahat pertama, seperti biasa aku langsung menuju mushala, untuk sholat duha. Kata bapak kalo kita sholat duha, insyallah memudahkan jalan kita untuk menjadi sukses, selain kewajiban utama juga dijalankan juga jangan lupa shodakoh. kata bapak ku kalo kita rajin sodhakoh pasti kita dimudahkan olehNYA. rasanya segar sekali setelah sholat. wajahku nampak bersinar, yah karena itu pantulan cahaya matahari pagi yang menyinari wajahku. sejuk sekali rasanya, meski itu pukul sepuluh pagi, dan matahari sudah sepenggalan naik. sungguh nikmatnya merasakan air wudhu, dan bersujud kepada sang ilahi.

Ketika jam istirahat kedua, pukul dua belas siang aku langsung menuju mushala untuk sholat zuhur. Setalah selesai sholat, sembari duduk  memakai sepatuku, ada andri temanku berkata padaku
“ Yudo, kamu pingin kuliah dimana? “ Tanya andri,
” hmm,.. yah pinginya sih kuliah yang biayanya ga terlalu mahal, terus kuliahnya ga usah yang mikirnya dalem-dalem “ sambil tersenyum ku menjawabnya,
“ mana ada kuliah ga mikir dalem “ lanjut andri.
“ yah aku tau keadaan orang tua, terus kemampuanku juga ga begitu seberapa santai aja aku udah punya rencana kok.” jawabku.
“ yaelah santai-santai mah mana bisa maju “ jawab andri.
“ kita memang harus merencanakan dan berusaha, tapi kan sudah ada yang mengaturnya” jawabku dengan tenang,
“ wah hebat, bangga aku sama kamu , udahlah ga usah ngerendah lagi aku jadi malu“.
“ yoo, kita ke kelas laper aku, mau makan “ berjalan menuju kelas, dan makan.

Setelah makan siang, kembali melanjutkan pelajaran sekolah. Saat itu memang suasana kelas sudah begitu panas, ditambah dengan tigapuluh murid didalam kelas yang sama-sama membutuhkan oksigen, serasa oksigen menjadi rebutan diantara kita. Meskipun pintu sudah terbuka lebar. Yah mau tak mau keadaan seperti ini harus dinikmati saja.

Menjelang sore aku pun pulang sekolah, meski lelah, ku tetap melangkahkan kaki ku. Menuju mushala dan sholat ashar. Selesai sholat kemudian aku pacu sepeda motorku menuju toko buku yang ada di dekat pasar kota. Sesampainya disana aku langsung memilih-milih buku yang ada disana, setelah beberapa menit memilih buku sesuai dengan keuanganku  aku pun mau membayarnya di kasir.
“ Mba buku ini, harganya berapa? “ tanyaku
“ oh, itu tiga puluh lima ribu dek, udah pas harganya “
“ aku mau beli yang ini mba “ ku rogoh kantong saku celanaku untuk mengambil uang.
“ loh mana ini, uang ku.. kok ga ada.  Kemana yah, perasaan tadi masih ada “
“ gimana dek jadi ga? “ Tanya  penjual buku.
“ sebentar mba , saya cari dulu uang saya “
Setelah beberapa menit mencari aku pun tak menemukan uang itu , dengan terpaksa aku merelakanya, “ maaf yah mba, uang saya hilang. Tadi saya dikasih bapak saya empatpuluh ribu, dan sekarang hilang “ mataku mulai memerah, ku sedih sekali uang yang dikasih ayaku hilang. “ duh, gimana yah.. kalo uangnya ga ada yah ga bisa loh dek “ kata penjaga kasirnya.
“ yah udah mba ini bukunya saya kembalikan, kapan-kapan saya kesini lagi “ kata saya.
Akhirnya akupun pergi meninggalkan toko itu, dengan pikiranku yang terus mengelana mengingat kemana hilangnya uang tadi.
“ ya allah, kemana uang tadi, kok bisa hilang “ kataku dalam hati saat pulang mengendarai sepeda motor.
“ ya allah, kalo aku cerita sama bapak pasti bapak sedih, uangnya aku ilangin , gimana yah.. pasti bapak nyari uang itu ga mudah , penghasilan dia kan pas-pasan.”
“ ya allah.. gimana ini. Aku juga ga punya uang lagi.. tabunganku udah aku pake benerin motor ini, rusak kemaren” “ mungkin jatuh pas ngambil kunci motor“

Tak disangka karena aku tidak konsentrasi saat mengendara sepeda motor, karena memikirkan uang tadi yang hilang. Hingga aku tak melihat ada mobil yang akan berbelok dari arah berlawanan, tak sengaja mobil sedan yang cukup mewah itu menabraku, atau bisa kubilang aku menabrakan diri. Akhirnya aku terjatuh dari motor dan kaki tanganku berdarah, luka cukup berat mungkin bisa kubilang karena darahnya cukup banyak  aku pun terbangun dan melihat motorku yang sudah bercerai berai, aku menangis meski hanya air mata yang menetes, tanpa suaraku yang keluar. Ku hanya bisa bayangkan betapa sedihnya orang tuaku nanti melihat aku begini.

Orang yang menabrakku begitu melihatku terbangun sangat memperhatikanku.
“ maaf-maaf, saya tadi yang belok tidak nge-sen “
“ iah, pak saya juga minta maap. Tapi motor saya rusak pak “ aku berkata sambil meneteskan airmataku, karena aku teringat bapaku yang harus menjual 4ekor kambing, dan juga menghutang ke saudara untuk membelikanku sepeda motor ini.
“ ayoo kita kerumah sakit, tangan kamu berdarah, kaki kamu juga lihat itu “ sambil menujuk tangan ku yang cukup beradar.
“ ohh iah pak, tangan saya berdarah “ jawabku santai. Sambil menahan rasa sakit ini.
“ ayoo naik mobil saya kita kerumah sakit , kamu harus dicheck, khawatir nanti kalo terjadi sesuatu sama luka kamu “ kata bapak paruh baya itu.
” makasih banyak pak, mau membantu saya “.

Akhirnya, aku pun dibawa kerumah sakit dan ternyata kecelakaan tadi membuat tanganku  retak, cukup sakit memang, tapi tak ada yang lebih sakit selai melihat kedua orang tuaku berada di pintu UGD rumahsakit umum, emak langsung mendekapku, dan menayakan kabarku.
“ Yudo  baik-baik aja mak, ga apa kok  “ jawabku.
“ tadikan emak udah bilang kalo naek motor ati-ati “
“ iah mak. “ mataku memerah lagi serasa ingin meneteskan air mata, melihat emak yang sedih melihatku, terluka dengan beberapa jaitan di tangan kiriku.
“ banyak-banyak istigfar yah nak, yang kuat “ kata emak yang kulihat matanya juga mulai berlinang, kurasa begitu mendalam yang ia rasakan melihat anaknya terluka seperti ini.
” kamu kenapa Yud, kok bisa nabrak tadi “ Tanya emak Ingin kujawab rasanya aku takkuasa
” aku tadi mikirin duit mak “ jawabku, bapak hanya diam melihat aku yang lemas terbaring.
“ duit apa? “ Tanya emak..“ duit untuk beli buku yang dikasih bapak, ilang mak “
” ya allah, kok kamu sampe segitunya, liat ini akibatnya , emak sama bapak ga akan kehilangan apa-apa kalo cuman duit, tapi kalo sampe kamu yang ilang nak.. ya allah….”
“ emak… “ kata ku sambil meneteskan air mataku yang tak tertahankan.

“ yah allah Yudo, semoga kamu cepet sembuh, duit yang ilang ga usah dipikir lagi, semoga kamu jadi anak yang pinter, yang bisa sukses jangan jadi seperti emak sama bapak  ”
“ ya allah, ampunilah dosa hamba mu ini ya allah “ kata ku dalam hati.

Selesai.

2 comments

Write comments
Unknown
AUTHOR
Kamis, Desember 01, 2011 delete

ya ALLah haru bacanya :'( hhiks hiks hiks.
keren keren JAn :)

Reply
avatar
diaryindana
AUTHOR
Minggu, Mei 13, 2012 delete

bagus ceritanya, mengharukan :')

Reply
avatar

terimakasih atas kritik dan saran serta komentarnya yah, :) thanks,...